HFH

Blog Berita Paling Lengkap Tentang Olahraga

Investasi Mengubah Segalanya: City Football Group

Investasi Mengubah Segalanya: City Football Group Bangun Sejarah Baru di Girona

Investasi Mengubah Dari kejutan menggemparkan di musim sebelumnya, Girona kini mendapatkan tantangan terberat di Champions League. Singa kecil dari Spanyol itu harus berhadapan dengan raksasa-raksasa Eropa IDNSCORE

Matanya berkaca-kaca saat mengingat pertama kali menginjakkan kaki di Estadi Montilivi. Ivan Quiros, saksi hidup perjalanan panjang Girona, tak pernah menyangka tim kesayangannya bisa setinggi ini. 

Lolos ke Champions League adalah sebuah keajaiban yang tak pernah terlintas dalam benaknya. Tujuh tahun lamanya, City Football Group, yang menaungi klub-klub kecil, telah membangun sebuah sejarah baru sepak bola global. 

Investasi mereka di Manchester City pada 2017 menjadi langkah awal atau kunci dalam mewujudkan ambisi ini. Setelah menjalani masa penantian panjang selama 49 tahun di luar kompetisi profesional, klub Catalan ini berhasil bangkit dari keterpurukan. 

Debut mereka di La Liga pada 2017 langsung menghebohkan, dan musim lalu mereka bahkan mampu bersaing ketat dengan raksasa seperti Barcelona dan Real Madrid. Finis di posisi ketiga dengan perolehan 85 gol adalah bukti nyata dari kebangkitan luar biasa mereka.

Stadion Montilivi Penuh Sesak: Kisah Sukses Girona yang Tak Terduga

Dulu, mustahil membayangkan anak-anak di Girona mengenakan jersey klub sepak bola lokal. Namun, kini pemandangan itu sudah menjadi hal yang biasa. Jurnalis Catalan, Xevi Masachs, menjelaskan bahwa pergeseran minat dari basket ke sepak bola. 

Ditambah dengan dukungan yang dulu terpecah ke Barcelona, telah membuat Girona menjadi kekuatan baru dalam dunia sepak bola Spanyol. Stadion Girona, yang dulu terasa sepi dengan ratusan penonton, kini harus berhadapan dengan hal baru. 

Batasan kapasitas 9.600 kursi, yang ditetapkan oleh UEFA, adalah harga yang harus dibayar. Namun, di balik kendala ini, tersimpan semangat juang yang tak pernah padam. Jan Nadal Colome, seorang penggemar setia sejak 2012, masih ingat betul kebebasan yang ia rasakan saat menonton pertandingan di masa lalu. 

Ia mengatakan bisa dengan bebas berpindah dari satu gawang ke gawang lainnya, ujarnya. Suasana stadion yang begitu bagus memungkinkan penonton untuk merasakan langsung setiap momen pertandingan.

Pada hari Selasa, mata pecinta sepak bola akan tertuju ke Stadion Montilivi. Disinilah Girona akan berhadapan dengan Slovan Bratislava dalam lanjutan Champions League. Pertandingan ini memiliki arti yang sangat penting bagi perjalanan klub di kompetisi bergengsi tersebut.

Nasib sial terus menghantui Girona di awal perjalanan Champions League. Setelah takluk 1-0 dari Paris Saint-Germain akibat gol bunuh diri di menit akhir, mereka kembali menelan pil pahit dengan kekalahan 3-2 dari Feyenoord di kandang sendiri. 

Ironisnya, dua gol bunuh diri kembali terjadi dalam laga tersebut, menyamai rekor buruk Fenerbahce untuk jumlah gol bunuh diri terbanyak dalam satu musim Champions League.

Kejutan lolos ke Champions League musim lalu seakan menjadi mimpi indah bagi Girona. Namun, setelah 10 pekan bergulir di La Liga musim ini, tim tersebut mulai menunjukkan realitas yang berbeda. Posisi ke-12 dalam klasemen menjadi bukti bahwa perjalanan di Liga Champions telah menguras energi mereka.

Investasi Mengubah Girona Terpuruk Akibat Kehilangan Dovbyk dan Savinho

Kepergian dua pilar penting, Artem Dovbyk dan Savinho, di bursa transfer musim panas lalu, menjadi pukulan telak bagi Girona. Absennya duo produktif ini dinilai sebagai penyebab utama menurunnya performa tim Catalan di awal musim kompetisi La Liga. 

Dovbyk, top skor Girona musim lalu, kini berkostum AS Roma, sementara Savinho, sang wonderkid, telah pindah ke Manchester City dengan harga 40 juta euro. Bursa transfer musim panas ini menyajikan dua kisah menarik di sekitar klub Spanyol, Girona. 

Investasi Mengubah Girona Hadapi Tantangan Berat: Integrasi Pemain Baru di Tengah Jadwal Padat

Sang gelandang Aleix Garcia, 27 tahun, memutuskan untuk melanjutkan kariernya bersama Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso. Sementara itu, bek tengah muda Eric Garcia, 23 tahun, kembali ke Barcelona setelah masa kontraknya di Girona berakhir. 

Kehadiran Eric Garcia terbukti ampuh dalam memperkokoh lini belakang tim Catalan musim lalu. Makanya dengan kepergian beberapa pemain tersebut, Girona melakukan perombakan besar-besaran dengan mendatangkan 11 pemain baru. 

Sang pelatih mengatakan kepada kepada entartainment bahwa mendatangkan begitu banyak pemain dalam waktu singkat merupakan tantangan yang sangat berat. Jadwal pertandingan yang padat semakin menyulitkan proses adaptasi para pemain baru ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *